KOMPAS cetak, Kamis, 1 Oktober 2009 | 03:39 WIB
Gapia, Rabu - Gempa bawah laut berkekuatan 8,0 skala Richter memicu tsunami setinggi hingga 7,5 meter di Pasifik Selatan, Rabu (30/9). Sedikitnya 113 orang tewas di Samoa, Samoa Amerika, dan Tonga akibat bencana tersebut dan jumlah korban diperkirakan terus bertambah.
Gempa mengguncang sekitar pukul 06.48 waktu setempat sekitar 200 kilometer dari Samoa di kedalaman 18 kilometer. Peringatan tsunami diumumkan di sebagian besar wilayah Pasifik. Tidak lama setelah peringatan tsunami dikeluarkan, empat gelombang setinggi 2-6 meter menghantam Samoa dan Samoa Amerika. Gelombang menyapu hingga 1,6 kilometer ke darat.
Sebanyak 84 orang tewas di Samoa, 22 orang tewas di Samoa Amerika, dan 7 orang tewas di Tonga. Empat orang dilaporkan hilang di Pulau Niuatoputapu, Tonga. Di antara korban tewas terdapat warga negara Australia, Inggris, dan Korea Selatan.
Tsunami di Pasifik Selatan dilaporkan juga mencapai Pulau Hachijojima di Jepang, 7.600 kilometer barat laut Samoa, sekitar 10 jam setelah gempa. Badan Meteorologi Jepang menyatakan, tsunami sangat lemah tercatat di perairan pulau tersebut.
Perdana Menteri Samoa Tuilaepa Sailele Malielegaoi tampak terguncang akibat bencana yang melanda negerinya. ”Begitu banyak yang hilang. Banyak orang tewas. Saya sangat terguncang, sangat sedih dengan semua kehilangan ini,” ujarnya.
”Syukurlah, alarm berbunyi di radio sehingga memberi waktu bagi masyarakat untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Sayangnya, tidak semua orang selamat,” kata Perdana Menteri Malielegaoi dalam penerbangan dari Auckland, Selandia Baru, menuju Apia, ibu kota Samoa.
Kehancuran total
Tayangan di televisi memperlihatkan rumah-rumah berserakan, mobil terendam dan tersapu ke laut atau tersangkut di atas pohon, serta sebuah kapal besar tersapu ke darat dan mendarat di ujung sebuah ruas jalan tol.
Sekitar 20 desa di Upolu, utara Samoa, hancur diterjang gelombang, termasuk Desa Lepa, kampung halaman Perdana Menteri Malielegaoi. Resor-resor di tepi pantai juga hancur.
Saksi mata dan pejabat setempat menuturkan bahwa kehancuran terjadi di sejumlah tempat. ”Sejumlah bangunan benar-benar hancur oleh gelombang. Tidak ada lagi bangunan berdiri kecuali fondasinya,” kata Mike Sala, Direktur Keamanan Dalam Negeri Samoa Amerika.
Pemilik resor Sea Breeze di Samoa, Wendy Booth, menuturkan, dia dan suaminya hampir terseret ke laut saat gelombang menghancurkan resor mereka.
”Gelombang kedua menghantam dan masuk, menjebol pintu, dan melemparkan kami ke luar,” ujar Booth kepada Jaringan Radio Fairfax di Australia.
”Semua terjadi begitu cepat. Seluruh desa tersapu gelombang. Tidak ada lagi bangunan tersisa. Kami semua merangkak ke atas bukit,” ujar Graeme Ansell, warga Selandia Baru, tentang Desa Sau Sau Beach Fale yang rata tersapu gelombang.
Ketua Asosiasi Hotel Samoa Nynette Sass menuturkan, banyak orang yang mencoba menyelamatkan diri dari gelombang justru terseret ke laut.
”Di tepi laut, ada beberapa keluarga beserta anak-anak mereka, semuanya hilang, terseret (ombak). Beberapa orang mencoba menyelamatkan diri dengan naik mobil, tetapi gelombang pun menyapu mobil mereka. Sungguh menyedihkan,” tuturnya.
Tertutup pasir
Taman Nasional Samoa Amerika melaporkan, kerusakan di pusat pengunjung dan kantor- kantor. Beberapa pekerja taman nasional juga dilaporkan hilang. Kawasan pelabuhan Pago Pago, yang hanya beberapa meter di atas permukaan laut, juga rata tersapu gelombang.
Terhambat oleh padamnya listrik dan sarana komunikasi, upaya penyelamatan dan pencarian korban terus dilakukan. Beberapa area tertutup pasir tebal sehingga diperkirakan sejumlah mayat tertimbun pasir dan dibutuhkan peralatan khusus untuk mencarinya.
Di Washington, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan bencana nasional di Samoa Amerika, yang masuk wilayah AS. Pesawat kargo militer C-130 diberangkatkan dari Honolulu, Hawaii, menuju Samoa Amerika. Pejabat AS mengatakan, gelombang kuat dan berbahaya diperkirakan terjadi dari Negara Bagian California hingga Negara Bagian Washington. (ap/afp/reuters/fro)
01 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda boleh memberi komentar! Trims!