Tepat pada Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria, 8 September, Komunitas Novisiat Montfortan Ruteng, Manggarai, Flores, mendapat kunjungan Pater Donald La Salle SMM. Kunjungan ke Novisiat adalah salah satu bagian kunjungannya ke semua komunitas SMM di Indonesia. Dua tahun silam, Pater Don, demikian beliau biasa disapa, untuk pertama kalinya berkunjung ke Novisiat. Dalam kunjungan tersebut, asisten Jenderal SMM asal Amerika Serikat ini menghabiskan waktu hampir 2 minggu berada di tengah-tengah para konfraternya di Flores. Beliau mempunyai kesempatan untuk merayakan Pekan Suci baik di Paroki St. Montfort, Poco, maupun di kapel Novisiat, Ruteng.
Bakat, Kebutuhan, Kharisma Montfortan
Namun, kunjungannya kali ini dilaksanakan dalam waktu yang amat singkat. Tiba pada Selasa (8/9) dan kembali pada Sabtu (12/9). Adapun tujuan kunjungannya itu adalah melakukan sosialisasi persiapan Kapitel Umum yang akan dilaksanakan pada 2011 di Roma. Dalam pertemuan dengan para konfraternya (pater dan bruder) di Novisiat Ruteng, Pater Don menjelaskan materi persiapan yang mesti dilakukan oleh setiap anggota Serikat Maria Montfortan di seluruh dunia.
Dijelaskan bahwa Superior Jenderal dan Dewan Jenderal telah mempelajari hasil kapitel-kapitel sebelumnya. Ternyata, di dalam setiap kapitel yang dilaksanakan selama 20 tahun terakhir ini, SMM secara khusus memperhatikan salah satu karakternya, yaitu Misi. "Jika kita berbicara mengenai misi, kita tidak bisa tidak juga berbicara mengenai para misionaris," demikian tegas Pater Don. Dengan demikian, katanya, kita melihat misi sebagai sebuah pengalaman nyata, pengalaman yang muncul dari keterlibatan nyata.
Keterlibatan setiap konfrater dalam sebuah misi atau karya perutusan itu mencakup tiga aspek penting. Pertama, misi itu berkaitan erat dengan bakat-bakat atau talenta-talenta yang dimiliki oleh seorang misionaris Montfortan. Kedua, misi itu berkaitan juga dengan kebutuhan-kebutuhan di mana seorang misionaris diutus/berkarya. Ketiga, misi berkaitan erat dengan kharisma tarekat/kharisma Montfortan, yang tentu saja bersumber pada kharisma Bapa Pendiri, Santo Louis-Marie de Montfort.
Ketiga aspek itu tidak dapat diisolasikan satu dari yang lain. Bakat/talenta yang dimiliki oleh seorang misionaris Montfortan dapat dikembangkan dalam kaitan dengan pelaksanaan tugasnya sebagai seorang misionaris untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan mendesak umat (Gereja) yang dilayani. Kedua unsur itu harus selaras juga dengan kharisma tarekat.
Dengan banyak contoh, Pater Don menjelaskan kaitan erat di antara ketiga aspek tersebut. Salah satu di antaranya adalah contoh mengenai seorang misionaris yang memiliki bakat sebagai pemusik rock. Dia hanya ingin menjadi seorang musisi rock dan mau membentuk sebuah grup musik rock. Pertanyaan yang perlu diajukan, apakah menjadi pemusik dan membentuk grup musik rock itu menjawab kebutuhan masyarakat/umat yang dilayani atau tidak? Kemudian, apakah hal itu juga sesuai dengan kharisma tarekat?
Setelah menjelaskan tema persiapan Kapitel Jenderal, Pater Don akhirnya mengajak para setiap konfraternya untuk mengisi waktu persiapan kapitel tersebut dengan berdoa, bermeditasi/berefleksi mengenai tema misi dengan diterangi oleh Kitab Suci, secara khusus tulisan-tulisan St. Paulus, juga warisan tulisan St. Montfort (Doa Menggelora, Regula Imam Misionaris, dll.).
Penjelasan mengenai persiapan Kapitel Jenderal tersebut tidak hanya disampaikannya ketika mengadakan pertemuan dengan para konfrater imam dan bruder tetapi juga saat beliau mengadakan pertemuan dengan para calon (postulan dan novis). (LdN)
Pengelola
12 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda boleh memberi komentar! Trims!